WEST JAVA TOP - GASING DARI JAWA BARAT

 WEST JAVA TOP
Ulin Panggal
 
Gasing dari JAWA BARAT
Ulin Panggal


 Local language used to refer to people of West Java is Panggal tops. Limited in scope, ironwood panggal, so people of West Java to call it, is still alive. However, in some areas (urban) engetahuan about panggal dominated by the older generation. Almost youth (read: children) no longer recognize him.
Bahasa daerah yang digunakan masyarakat Jawa Barat untuk menyebut gasing adalah Panggal.

Dalam lingkup terbatas, ulin panggal, demikian masyarakat Jawa Barat menyebutnya, masih hidup. Namun di beberapa daerah (perkotaan) engetahuan tentang panggal didominasi oleh kalangan generasi tua. Nyaris generasi muda (baca : anak-anak) tidak lagi mengenalnya.
DKI
 In Garut district we can find some young people often play ulin panggal, even among skilled at making a toy in question. The artisans who still produce panggal in limited quantities often done by Mr. Aris Fachrudin is located at Jl. H Hasan Arif, greeting Bojong village, village Sukaseneng district. Banyuresmi Kab. Arrowroot.
Di daerah kabupaten Garut kita dapat menjumpai beberapa anak muda sering bermain ulin panggal, bahkan diantaranya terampil membuat alat permainan yang dimaksud. Adapun pengrajin yang masih memproduksi panggal dalam jumlah terbatas sering dilakukan oleh Saudara Aris Fachrudin yang beralamat di Jl. H Hasan Arif, kampung Bojong salam, desa Sukaseneng Kec. Banyuresmi Kab. Garut.

 Creating a top disesuakan intended. West Java recognizes two types of tops, the tops for kalangenan and tops for complaints. Tops for regular kalagenan made ​​from trees or light luinak. Because the type is used as a top goal is to produce a sound or voice as loudly as possible. Noted tree (wood) and hibiscus galinggem often used as material for the kind of top kalangenan. While these types of fights are usually made from trees (wood) hardware, such as guava (pink stone), banana tree china (Sundanese: peuteuy Selong).

Membuat gasing disesuakan dengan peruntukannya. Jawa Barat mengenal dua jenis gasing, yaitu gasing untuk kalangenan dan gasing untuk aduan. Gasing untuk kalagenan biasa dibuat dari bahan pohon yang luinak atau ringan. Oleh karena pada jenis gasing ini yang dijadikan tujuan adalah menghasilkan bunyi atau suara sekeras mungkin. Tercatat pohon (kayu) galinggem dan waru sering dijadikan bahan untuk jenis gasing kalangenan. Sedangkan jenis adu biasanya terbuat dari pohon (kayu) keras, misalnya jambu klutuk (jambu batu), pohon pete cina (sunda : peuteuy selong).
Jabar
 Forms of West Java tops berfariatif relatively small. There were headed some are not. In general lines or panggal can be divided into three (3) sections, namely:

  1. Hulu (head)
  2. The crew (body)
  3. Spare (feet)

Characteristic panggal West Java is located beside the slenderness form is also located on the tribe made ​​of metal (nails). In this section, players often flatten nails so as to produce a shape like an ax. Its function is to stick as well as splitting a top opponent.

Bentuk gasing Jawa Barat relative kecil dengan berfariatif. Ada yang berkepala ada juga yang tidak. Secara umum garis atau panggal dapat dibagi kedalam tiga (3) bagian, yaitu :
  1. Hulu (kepala)
  2. Awak (badan)
  3. Suku(kaki)
Ciri khas panggal Jawa Barat terletak di samping pada kerampingan bentuknya juga terletak pada bagian sukunya yang terbuat dari logam (paku). Pada bagian ini pemain sering memipihkan pakunya sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk seperti kampak. Fungsinya adalah untuk menancapkan sekaligus membelah gasing lawan.

Furthermore, to add aesthetic value, either a top or a top kalangenan adusering given colorful paint. There is no particular color or rules governing this staining. Usually, depending on taste maker or owner gasing.

A gasing or panggal not complete, even impossible without someone to play with string players. The rope is made (first) of the cloth (Sundanese: bundle bulut side) that dirara (untwisted or twisted), later, the rope is made of balls kanteh (cotton yarn). Good rope is a rope that is not greasy or slippery. Therefore, in order to produce a hard and fast pull rope soaked in water before use for a while. The goal is to rope mengcekram be stronger and not slippery (Sundanese: seuseut).


Selanjutnya, guna menambah nilai estetika, baik gasing kalangenan maupun gasing adusering diberi cat warna-warni. Tak ada warna khusus atau aturan yang mengatur tentang pewarnaan ini. Biasanya tergantung selera pembuat atau pemilik gasing.
Sebuah gasing atau panggal belumlah lengkap, bahkan mustahil seseorang bisa memainkan tanpa disertai dengan tali pemutarnya. Tali ini dibuat (dahulu) dari kain bekas (sunda: samping kebat bulut) yang dirara (dipilin atau dipintal), belakangan, tali ini dibuat dari bola kanteh (benang katun). Tali yang baik adalah tali yang tidak berminyak atau licin. Oleh karena itu, guna menghasilkan tarikan yang keras dan cepat tali tersebut sebelum dipakai direndam dalam air beberapa saat. Tujuannya agar tali dapat mengcekram lebih kuat dan tidak licin (sunda : seuseut).
JABAR
Golfing can be done in two places depends also on the type panggal played. ntuk types of tops kalangenan required relatively extensive terrain. Enough away from objects that break easily, such as glass or other glassware, playing gasing can be done. However, to better compete in a top flat terrain that is not wavy (Sunfa: Taneuh licir) to be more liberal and far from damage surrounding objects. Size is not determined by the exact distance, but more emphasis on the condition of the ground soil itself.
There are two types of games is often performed (played). First, palelet-slow (old spinning), and both maintainability or ngadu panggal. Determination of losing win-slow palelet is calculated from the length of time spinning tops landing to stop. Tops an earlier stop was tops are dead or lost. Meanwhile, a top is still spinning that's the winner.
In these types of games are often accompanied by pintonan to show his skills playing kazoos. For example, a top lifted by ropes and received with the palm of the hand or not ruled out playing on the forehead. Something like that, the sound of kazoos be win-lose determination. It really depends on the agreement between players; whether to "snitch" sound (patarik soro-pull) or palelet-slow or both.
Unlike palelet-slow, kind of game (Skincare) fights panggal requires its own rules. The basic principle is to move a top (panggal) from a small loop into the loop. The distance between the loop is adapted to terrain conditions. Kalang usually a small circle and a large circle.
The number of players must be at least two people and as many as 10 people. Theoretically Skincare number of players could not unlimited, but it is very rarely done. Generally, the amount ranges between 2-6 people who all dominated by men. While playing age level is mostly done by children and teenagers.
Some fighting games panggal stage is as follows:

    
Make a loop in the form of small and large circles.
    
Determining the sequence of installation and a top hitter opponents (which is installed in a small loop). The trick is to mencug (menipuk) one point. Tops the closest point is the winner. The point can be harmis shells, glass (broken glass) or any other mutually agreed.
    
Top is far from the point of losing grouped on top. furthermore these fitted tops lost (stored) in a small loop. Location of installation arranged by pointing towards the tail gasingnya. If the players in large quantities, usually tops stacked arranged in a circle. Spinner posted a top that does not have to be a mainstay tops (Sundo: Kojo) player: he could have put another top. When this is done is called a top gandek tops. Therefore a top player will choose at least two tops gandek.
    
First the owner of a top hitter closest point: make a stroke towards the small loop with kojonya. Opportunities lost and determined to win a top position. When he was not spinning punches gasingnya called losing. The next opportunity is given to both the closest points. Conversely, if he is, the first hitter, a position gasingnya spin and not make mistakes, such as missed punches: it is possible that there is a top little dikalang was hers (Skincare).
Die or lose a top position are as follows:a. Kojo top hitter initial position is in a small loop.b. Spinner does not spin.c. The blow is not on target (miss).


Tempat bermain dapat dilakukan di dua tempat yang sangat bergantung juga pada jenis panggal yang dimainkan. ntuk jenis gasing kalangenan relatif tidak diperlukan tanah lapang yang luas. Cukup dijauhkan dari benda-benda yang mudah pecah, seperti kaca atau barang pecah belah lainnya, bermain gasing bisa dilakukan. Namun untuk gasing adu sebaiknya di tanah lapang datar yang tidak bergelombang (sunfa : taneuh licir) agar lebih leluasa dan jauh dari kerusakan benda-benda sekitarnya. Ukuran tidak ditentukan dengan jarak yang pasti, namun lebih dititik beratkan pada kondisi tanah lapangan itu sendiri.
Ada dua jenis permainan  yang sering dilakukan (dimainkan). Pertama, palelet-lelet (lama berputar), dan kedua rawatan atau ngadu panggal. Penentuan kalah menang dalam palelet-lelet adalah lamanya berputar yang dihitung dari saat gasing mendarat hingga berhenti dengan sendirinya. Gasing yang lebih awal berhenti adalah gasing yang mati atau kalah. Sementara, gasing yang masih berputar itulah pemenangnya.
Pada jenis permainan ini sering pula disertai dengan pintonan untuk memperlihatkan kepiawaiannya memainkan gasing. Misalnya, gasing diangkat dengan tali dan diterima dengan telapak tangan atau tidak menutup kemungkinan dimainkan diatas dahi. Semacam itu, bunyi gasing dijadikan penentuan kalah-menang. Hal ini sangat tergantung pada kesepakatan antara pemain; apakah akan “mengadu” bunyi (patarik-tarik soro) atau palelet-lelet atau keduanya.
Berbeda dengan palelet-lelet, jenis permainan  (Rawatan) adu panggal membutuhkan aturan tersendiri. Prinsip dasarnya adalah memindahkan gasing (panggal) dari kalang kecil ke kalang besar. Jarak antara kalang tersebut disesuaikan dengan kondisi tanah lapang. Kalang biasanya berupa lingkaran kecil dan lingkaran besar.
Jumlah pemain haruslah minimal dua orang dan sebanyak-banyaknya 10 orang. Secara teoritis jumlah pemain Rawatan bisa tidak terbatas, namun hal ini sangat jarang dilakukan. Umumnya jumlahnya berkisar antara 2 – 6 orang yang semuanya didominasi oleh kaum lelaki. Sementara tingkat usia yang bermain lebih banyak dilakukan oleh anak-anak dan remaja.
Beberapa tahap permainan adu panggal adalah sebagai berikut :
  1. Membuat kalang berupa lingkaran kecil dan  besar.
  2. Menentukan pemasangan dan urutan pemukul gasing lawan (yang dipasang dalam kalang kecil). Caranya  adalah  dengan mencug  (menipuk)  satu  titik.  Gasing  yang paling  mendekati  titik tersebut  adalah pemenang. Titik bisa  berupa  cangkang  harmis, beling (pecahan kaca) atau benda lain yang disepakati bersama.
  3. Gasing yang jauh  dari titik dikelompokkan  pada gasing yang kalah.  selanjutnya gasing  kalah ini dipasang (disimpan) di kalang kecil. Letak pemasangan diatur sedemikian rupa dengan mengarahkan ekor gasingnya  kearah  dalam.  Apabila pemain dalam  jumlah banyak, biasanya gasing ditumpuk  diatur  membentuk lingkaran. Gasing yang  dipasang  tidak harus gasing yang menjadi gasing andalan (sundo : kojo) pemain: bisa saja ia memasang gasing lain. Bila hal ini dilakukan gasing tersebut dinamai gasing gandek. Oleh karena itu seorang pemain gasing akan memilih sekurang-kurangnya dua buah gasing gandek.
  4. Pemukul pertama yakni pemilik gasing paling mendekati titik: melakukan pukulan kearah kalang kecil dengan kojonya. Peluang kalah dan menang ditentukan posisi gasing. Apabila pukulan gasingnya tidak berputar ia disebut kalah. Kesempatan berikutnya diberikan kepada orang kedua yang paling mendekati titik. Sebaliknya bila ia, pemukul pertama, posisi gasingnya berputar dan tidak melakukan kesalahan, seperti meleset pukulan: tidak menutup kemungkinan gasing yang ada dikalang kecil itu menjadi miliknya (Rawatan).
Posisi gasing mati atau kalah adalah sebagai berikut :
a. Posisi gasing kojo pemukul awal berada di kalang kecil.
b. Gasing tidak berputar.
c. Pukulan tidak mengenai sasaran (meleset).

Comments

Popular posts from this blog

GASING MAKASSAR

GASING TANJUNG PINANG

ASMAT CULTURAL FEAST 2011 / PESTA BUDAYA ASMAT 2011