TOP FORM LAMPUNG - GASING LAMPUNG

 lampung

In Lampung, precisely in the area Panengahan Kalianda South Lampung, a top game called lemur. Games lemur is often done in groups by the number of players between 3 and 6 people or more. Lemur is a playground terrain extent possible to freely hit the top, because it's far away as possible from houses. For example, in the field where drying of coffee or pepper. This is to anticipate the damage (broken glass) caused collision off gasing the wild without a purpose.
Play time is usually late afternoon after the children left the Koran and are often held to enliven the celebration of Indonesia's Independence Day as a celebration or even a wedding reception. The actors dominated the men of all ages both children, teens, and parents.
Tops or lemur, which today is used as a plaything sports kids, made of wood choices, such as: wood yellow, brown, yum flies (?) Or merbau. Each timber must meet lampungpersyaratan materials, namely: loud, heavy weight and a little greasy and not easily crack or break. The goal for the current steady beat, and slippery when struck. In addition it is also not easy gompel / chipped (disabled) when the blow hit the opponent.
There are several stages in the making of a top. First is the selection criteria timber (usually a beam measuring 14 cm long, 9 cm wide and 9 cm thick). Second, in order to obtain kesesuainan balance measurements and results. Measurements were performed to determine the boundaries of parts that must be removed. Broadly speaking, the measurement is divided into several sections, namely:1. Head size is 3 cm (1.5 cm head and neck 1.5 cm) with a circular head 8 cm;2. Body size 11 cm (3 cm body neck with neck circle 7 cm) and 16 cm center circle belly and tail tops 7 cm.
 

lampung
The next stage is to build or sculpt based on a predetermined size. And ends with the refinement (finishing).
Subsequently, made a rope made of bark herbang the breadfruit tree leaves such as leaf or made of cloth. How to manufacture rope is usually done by twist or spin bark or cloth.
The form is basically an oval top. However, in terms of "chunks" or style is often based on taste fans or creators. For example, there are parts of the body in the form of sweet potato and yam-shaped flower that has not bloomed. Tops are good for is pitted like spherical-cut tops or pieces of brown eggs. Because these pieces have a tight round, determined to hit, it is not easy to die rotation (OR) when the blow hit the opponent.


Di Propinsi Lampung, tepatnya di daerah Panengahan Kalianda Lampung Selatan, permainan gasing disebut Pukang. Permainan Pukang ini sering dilakukan secara berkelompok dengan jumlah pemain antara 3 hingga 6 orang atau lebih. Tempat bermain pukang merupakan tanah lapang yang luasnya memungkinkan untuk leluasa memukul gasing, karena itu sedapat mungkin jaraknya jauh dari rumah penduduk. Misalnya, di lapangan tempat penjemuran kopi atau lada. Hal ini guna mengantisipasi terjadinya kerusakan rumah (kaca pecah) yang disebabkan benturan gasing yang melenceng liar tanpa tujuan.

Waktu bermain biasanya sore hari setelah anak-anak pulang mengaji dan sering pula diadakan untuk meramaikan perayaan HUT Kemerdekaan RI atau juga sewaktu hajatan resepsi pernikahan. Para pelaku didominasi kaum lelaki dari berbagai usia baik anak-anak, remaja, maupun orang tua.

Gasing atau pukang, yang dewasa ini difungsikan sebagai alat permainan olah raga anak-anak, dibuat dari kayu pilihan, seperti: kayu kemuning, sawo, nyam lalat (?) atau merbau. Setiap bahan kayu harus memenuhi lampungpersyaratan, yaitu : keras, bobotnya berat dan agak berminyak dan juga tidak mudah retak atau pecah. Tujuannya agar mantap saat memukul, serta licin bila dipukul. Di samping itu juga tidak mudah gompel/gompal (cacat) bila kena pukulan lawan.

Ada beberapa tahap dalam pembuatan gasing. Pertama adalah pemilihan kayu yang sesuai kriteria (biasanya berupa balok berukuran panjang 14 cm, lebar 9 cm dan tebal 9 cm). Kedua, pengukuran agar diperoleh kesesuainan  keseimbangan dan hasil yang memuaskan. Pengukuran dilakukan untuk menentukan batas-batas bagian yang harus dibuang. Secara garis besar pengukuran dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu:
1. Kepala berukuran 3 cm (kepala 1,5 cm dan leher 1,5 cm) dengan lingkaran kepala 8 cm;
2. Badan berukuran 11 cm (leher badan 3 cm dengan lingkaran leher 7 cm) serta lingkaran tengah perut 16 cm dan ekor gasing 7 cm.

Tahap berikutnya adalah membentuk atau memahat  berdasarkan ukuran yang telah ditentukan. Dan diakhiri dengan penghalusan (finishing).

Selanjutnya, dibuatkan seutas tali yang terbuat dari kulit kayu herbang yang daunnya seperti daun kayu sukun atau terbuat dari kain. Cara pembuatan tali biasanya dilakukan dengan cara memilin atau memintal kulit kayu atau kain tersebut.

Bentuk gasing pada dasarnya berbentuk lonjong. Namun, dalam hal “potongan”  atau gaya sering berdasarkan selera penggemar atau pembuatnya. Misalnya bagian badannya ada yang berbentuk ubi bengkuang dan berbentuk sekuntum bunga yang belum mekar. Gasing yang bagus untuk diadu ialah gasing yang berpotongan seperti bulatnya telur atau buah sawo. Karena potongan seperti ini mempunyai putaran yang kencang, mantap untuk dipukul, tidak mudah mati putaran (OR) apabila kena pukulan lawan.

Comments

Popular posts from this blog

GASING MAKASSAR

GASING TANJUNG PINANG

ASMAT CULTURAL FEAST 2011 / PESTA BUDAYA ASMAT 2011