Benthongan
Benthongan
Is the designation of the area Demak Bintoro Gasing (Central Java)
Pete wooden Benthongan China (Java: Mlanding) Shaped like a heart average banana. Manufacturing still using simple tools such as a machete or sickle.
Adalah sebutan Gasing dari daerah Demak Bintoro ( Jawa tengah )
Benthongan terbuat dari kayu Pete Cina ( Jawa : Mlanding ) Bentuknya rata-rata seperti Jantung Pisang. Pembuatannya masih menggunakan alat yang sederhana seperti golok atau bahkan sabit.
The rope is made from the bark of Waru Doyong, there are still many villages in the area of Demak Bintoro.
Benthongan is still played by children, adolescents, youth, even parents in the Demak, when the turn of the rainy season into the dry season. Benthongan playing field, or the court house area.
Benthongan including types of fights at top, was a top round contest called with a chuckle. The difference is, there is a nail or Paksi chuckle at the lower end of the lap tops for durability, while Benthongan not use nails / pivot.
Talinya terbuat dari kulit kayu Waru Doyong, yang masih banyak terdapat di desa-desa di daerah Demak Bintoro.
Benthongan hingga saat ini masih dimainkan oleh anak-anak, remaja, pemuda, bahkan orang tua di daerah Demak, ketika pergantian dari musim hujan menuju musim kemarau. Benthongan dimainkan lapangan, atau pelataran rumah yang luas.
Benthongan termasuk gasing jenis adu pukul, sedang gasing adu putar disebut dengan Kekehan. Bedanya, pada Kekehan terdapat paku atau Paksi pada ujung bawah gasing untuk ketahanan putaran, sedang Benthongan tidak menggunakan paku / paksi.
Is the designation of the area Demak Bintoro Gasing (Central Java)
Pete wooden Benthongan China (Java: Mlanding) Shaped like a heart average banana. Manufacturing still using simple tools such as a machete or sickle.
Adalah sebutan Gasing dari daerah Demak Bintoro ( Jawa tengah )
Benthongan terbuat dari kayu Pete Cina ( Jawa : Mlanding ) Bentuknya rata-rata seperti Jantung Pisang. Pembuatannya masih menggunakan alat yang sederhana seperti golok atau bahkan sabit.
The rope is made from the bark of Waru Doyong, there are still many villages in the area of Demak Bintoro.
Benthongan is still played by children, adolescents, youth, even parents in the Demak, when the turn of the rainy season into the dry season. Benthongan playing field, or the court house area.
Benthongan including types of fights at top, was a top round contest called with a chuckle. The difference is, there is a nail or Paksi chuckle at the lower end of the lap tops for durability, while Benthongan not use nails / pivot.
Talinya terbuat dari kulit kayu Waru Doyong, yang masih banyak terdapat di desa-desa di daerah Demak Bintoro.
Benthongan hingga saat ini masih dimainkan oleh anak-anak, remaja, pemuda, bahkan orang tua di daerah Demak, ketika pergantian dari musim hujan menuju musim kemarau. Benthongan dimainkan lapangan, atau pelataran rumah yang luas.
Benthongan termasuk gasing jenis adu pukul, sedang gasing adu putar disebut dengan Kekehan. Bedanya, pada Kekehan terdapat paku atau Paksi pada ujung bawah gasing untuk ketahanan putaran, sedang Benthongan tidak menggunakan paku / paksi.
Comments
Post a Comment