Values In Spinner Game - Nilai Dalam Permainan Gasing
During development, the game gasing used as a means of instilling values of cooperation and solidarity, values of honesty, openness values, sportsmanship, prestige value, and economic value
The values in the game Gasing
At first the game gasing only do the children, adults and the elderly to spend leisure time and meet the need for the holidays. In Bali, rustic mountainside game gasing Batukaru generally done in the dry season when the coffee harvest takes place. The former is used to dry coffee as a top gaming arena. In the past in the district Adimulyo, Karanganyar, Kebumen district, a top game made after the rice harvest season lasts. While waiting for the rain to work on the field (the famine), the farmers, both children and adults to fill his spare time to play gasing dipekarangan home.
However, in later development, the game is used as a means of instilling gasing certain values such as the value of cooperation and solidarity, values of honesty, openness values, sportsmanship, prestige value, economic value and educate mental attitude holds promise (trust, deliberation and consensus, diligent and thoroughly, and to train certain skills and dexterity).
The Related Articles:
http://lagaligo.net/2008/11/kearifan-lokal-permainan-rakyat-gasing/
http://lagaligo.net/2008/11/cerita-rakyat-mandar-di-kabupaten-majene/
Dalam perkembangannya, permainan gasing digunakan sebagai sarana menanamkan nilai kerjasama dan kekompakan, nilai kejujuran, nilai keterbukaan, sportivitas, nilai prestise, dan nilai ekonomi
Nilai-nilai dalam permainan Gasing
Pada awalnya permainan gasing hanya dilakukan anak-anak, orang dewasa dan orang tua untuk mengisi waktu luang dan memenuhi kebutuhan akan liburan. Di Bali, di pedesaan lereng gunung Batukaru pada umumnya permainan gasing dilakukan pada musim kemarau ketika panen kopi berlangsung. Lahan bekas menjemur kopi digunakan sebagai arena permainan gasing. Pada masa lampau di wilayah kecamatan Adimulyo, Karanganyar, kabupaten Kebumen, permainan gasing dilakukan setelah musim panen padi berlangsung. Sementara menunggu datangnya hujan untuk menggarap sawah (masa paceklik), para petani, baik anak-anak maupun orang dewasa mengisi waktu luangnya untuk bermain gasing dipekarangan rumah.
Namun dalam perkembangan selanjutnya, permainan gasing digunakan sebagai sarana menanamkan nilai-nilai tertentu antara lain nilai kerjasama dan kekompakan, nilai kejujuran, nilai keterbukaan, sportivitas, nilai prestise, nilai ekonomi dan mendidik sikap mental memegang janji (amanah, musyawarah untuk mufakat, tekun dan teliti, serta melatih ketrampilan dan ketangkasan tertentu).
Artikel Yang Terkait :
The values in the game Gasing
At first the game gasing only do the children, adults and the elderly to spend leisure time and meet the need for the holidays. In Bali, rustic mountainside game gasing Batukaru generally done in the dry season when the coffee harvest takes place. The former is used to dry coffee as a top gaming arena. In the past in the district Adimulyo, Karanganyar, Kebumen district, a top game made after the rice harvest season lasts. While waiting for the rain to work on the field (the famine), the farmers, both children and adults to fill his spare time to play gasing dipekarangan home.
However, in later development, the game is used as a means of instilling gasing certain values such as the value of cooperation and solidarity, values of honesty, openness values, sportsmanship, prestige value, economic value and educate mental attitude holds promise (trust, deliberation and consensus, diligent and thoroughly, and to train certain skills and dexterity).
The Related Articles:
http://lagaligo.net/2008/11/kearifan-lokal-permainan-rakyat-gasing/
http://lagaligo.net/2008/11/cerita-rakyat-mandar-di-kabupaten-majene/
Dalam perkembangannya, permainan gasing digunakan sebagai sarana menanamkan nilai kerjasama dan kekompakan, nilai kejujuran, nilai keterbukaan, sportivitas, nilai prestise, dan nilai ekonomi
Nilai-nilai dalam permainan Gasing
Pada awalnya permainan gasing hanya dilakukan anak-anak, orang dewasa dan orang tua untuk mengisi waktu luang dan memenuhi kebutuhan akan liburan. Di Bali, di pedesaan lereng gunung Batukaru pada umumnya permainan gasing dilakukan pada musim kemarau ketika panen kopi berlangsung. Lahan bekas menjemur kopi digunakan sebagai arena permainan gasing. Pada masa lampau di wilayah kecamatan Adimulyo, Karanganyar, kabupaten Kebumen, permainan gasing dilakukan setelah musim panen padi berlangsung. Sementara menunggu datangnya hujan untuk menggarap sawah (masa paceklik), para petani, baik anak-anak maupun orang dewasa mengisi waktu luangnya untuk bermain gasing dipekarangan rumah.
Namun dalam perkembangan selanjutnya, permainan gasing digunakan sebagai sarana menanamkan nilai-nilai tertentu antara lain nilai kerjasama dan kekompakan, nilai kejujuran, nilai keterbukaan, sportivitas, nilai prestise, nilai ekonomi dan mendidik sikap mental memegang janji (amanah, musyawarah untuk mufakat, tekun dan teliti, serta melatih ketrampilan dan ketangkasan tertentu).
Artikel Yang Terkait :
- http://lagaligo.net/2008/11/kearifan-lokal-permainan-rakyat-gasing/
- http://lagaligo.net/2008/11/cerita-rakyat-mandar-di-kabupaten-majene/
Comments
Post a Comment