Indonesian Tops Festival - Festival Gasing Nusantara
Indonesian Tops Festival
Festival Gasing Nusantara
Spinner is a form of traditional folk games whose existence is recognized by almost all ethnic groups in Indonesia. Spreading very wide territory, as all regions in the Indonesian archipelago are generally familiar with this game. That's why the people of Indonesia which consists of various ethnic backgrounds with different cultures recognize different types of games tops.
As one of the traditional folk games, where the game is tops in the first human attempts to fill his spare time and as a means of entertainment. In addition, the game is also tops an embodiment of human behavior conducted in physical and mental activity, and is the result of human culture realized from a series of values which the community or ethnic group supporters acknowledged. During development, the game tops can also be used as a means to inculcate noble values and foster a certain mental attitude and skills in supporting the community. Therefore, protection, development and utilization of a top game is an important part of strengthening the identity or national identity.For the protection, development and utilization of a top game, the Directorate Tradition has conducted a series of activities related to the game gasing, including: workshops and exhibitions of traditional folk games in Ragunan (2005), workshops gasing archipelago in Tanjungpinang (2006), the test quotes match national guidelines tops in pangkalpinang and Jakarta (2007), and socialization game gasing national guidelines in 8 regions (in 2008).
Based on a series of activities carried out by the Directorate of tradition, it appears that the public interest is high enough for a top game. This can be seen with the wishes of the community so that the game tops in Indonesia is appointed to exercise achievement competed nationally. To that end, the foundation they have developed guidelines for a top game that has been agreed.
In connection with this, then in 2009 the Directorate tradition that their main duty conduct preservation (protection, development and the utilization) in the field of culture feels the need to follow up desire a top community in Indonesia organized a street festival with a top archipelago. Hopefully, this activity can be a forum to promote national unity.
The success of the Festival Gasing archipelago in 2005 that got so rousing response from the national and local print media as well as a very active coverage of electronic media (television).
Gasing adalah salah satu bentuk permainan rakyat tradisional yang keberadaannya dikenal oleh hampir semua suku bangsa Indonesia. Wilayah persebarannya sangat luas, karena semua daerah yang ada di wilayah kepulauan Indonesia umumnya mengenal permainan ini. Itulah sebabnya, bangsa Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda mengenal berbagai jenis permainan gasing.
Sebagai salah satu bentuk permainan rakyat tradisional, keberadaan permainan gasing pada awalnya merupakan usaha manusia untuk mengisi waktu senggang dan sebagai sarana hiburan. Selain itu, permainan gasing juga merupakan suatu perwujudan dari tingkah laku manusia yang dilakukan dalam kegiatan fisik dan mental, serta merupakan hasil budaya manusia yang terwujud dari serentetan nilai-nilai yang menurut masyarakat atau kelompok suku bangsa pendukungnya diakui keberadaannya. Dalam perkembangannya, permainan gasing juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan membina sikap mental serta keterampilan tertentu pada masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan permainan gasing merupakan bagian penting bagi penguatan jati diri atau identitas bangsa.
Sebagai upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan permainan gasing, maka Direktorat Tradisi telah melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan permainan gasing, diantaranya: workshop dan pameran permainan rakyat tradisional di Ragunan (tahun 2005), lokakarya gasing nusantara di Tanjungpinang (tahun 2006), uji petik pedoman pertandingan gasing tingkat nasional di pangkalpinang dan Jakarta (tahun 2007), serta sosialisasi pedoman pertandingan gasing tingkat nasional di 8 daerah (tahun 2008).
Berdasarkan serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Tradisi tersebut, tampak bahwa animo masyarakat terhadap permainan gasing cukup tinggi. Hal ini terlihat dengan adanya keinginan dari komunitas gasing di Indonesia agar permainan tersebut diangkat sebagai olah raga prestasi yang dapat dipertandingkan secara nasional. Untuk itu, sebagai landasannya mereka telah menyusun pedoman pertandingan gasing yang telah disepakati bersama.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tahun 2009 Direktorat tradisi yang tugas pokoknya melakukan pelestarian (perlindungan, pengembangan dan pemnfaatan) di bidang kebudayaan merasa perlu menindaklanjuti keinginan komunitas gasing di indonesia dengan jalan menyelenggarakan kegiatan festival gasing nusantara. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kesuksesan penyelenggaraan Festival Gasing Nusantara tahun 2005 yang mendapat tanggapan begitu meriah dari media cetak nasional dan daerah serta peliputan yang sangat aktif dari media elektronik ( televisi ).
Festival Gasing Nusantara
Spinner is a form of traditional folk games whose existence is recognized by almost all ethnic groups in Indonesia. Spreading very wide territory, as all regions in the Indonesian archipelago are generally familiar with this game. That's why the people of Indonesia which consists of various ethnic backgrounds with different cultures recognize different types of games tops.
As one of the traditional folk games, where the game is tops in the first human attempts to fill his spare time and as a means of entertainment. In addition, the game is also tops an embodiment of human behavior conducted in physical and mental activity, and is the result of human culture realized from a series of values which the community or ethnic group supporters acknowledged. During development, the game tops can also be used as a means to inculcate noble values and foster a certain mental attitude and skills in supporting the community. Therefore, protection, development and utilization of a top game is an important part of strengthening the identity or national identity.For the protection, development and utilization of a top game, the Directorate Tradition has conducted a series of activities related to the game gasing, including: workshops and exhibitions of traditional folk games in Ragunan (2005), workshops gasing archipelago in Tanjungpinang (2006), the test quotes match national guidelines tops in pangkalpinang and Jakarta (2007), and socialization game gasing national guidelines in 8 regions (in 2008).
Based on a series of activities carried out by the Directorate of tradition, it appears that the public interest is high enough for a top game. This can be seen with the wishes of the community so that the game tops in Indonesia is appointed to exercise achievement competed nationally. To that end, the foundation they have developed guidelines for a top game that has been agreed.
In connection with this, then in 2009 the Directorate tradition that their main duty conduct preservation (protection, development and the utilization) in the field of culture feels the need to follow up desire a top community in Indonesia organized a street festival with a top archipelago. Hopefully, this activity can be a forum to promote national unity.
The success of the Festival Gasing archipelago in 2005 that got so rousing response from the national and local print media as well as a very active coverage of electronic media (television).
Gasing adalah salah satu bentuk permainan rakyat tradisional yang keberadaannya dikenal oleh hampir semua suku bangsa Indonesia. Wilayah persebarannya sangat luas, karena semua daerah yang ada di wilayah kepulauan Indonesia umumnya mengenal permainan ini. Itulah sebabnya, bangsa Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda mengenal berbagai jenis permainan gasing.
Sebagai salah satu bentuk permainan rakyat tradisional, keberadaan permainan gasing pada awalnya merupakan usaha manusia untuk mengisi waktu senggang dan sebagai sarana hiburan. Selain itu, permainan gasing juga merupakan suatu perwujudan dari tingkah laku manusia yang dilakukan dalam kegiatan fisik dan mental, serta merupakan hasil budaya manusia yang terwujud dari serentetan nilai-nilai yang menurut masyarakat atau kelompok suku bangsa pendukungnya diakui keberadaannya. Dalam perkembangannya, permainan gasing juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur dan membina sikap mental serta keterampilan tertentu pada masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu, perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan permainan gasing merupakan bagian penting bagi penguatan jati diri atau identitas bangsa.
Sebagai upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan permainan gasing, maka Direktorat Tradisi telah melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan permainan gasing, diantaranya: workshop dan pameran permainan rakyat tradisional di Ragunan (tahun 2005), lokakarya gasing nusantara di Tanjungpinang (tahun 2006), uji petik pedoman pertandingan gasing tingkat nasional di pangkalpinang dan Jakarta (tahun 2007), serta sosialisasi pedoman pertandingan gasing tingkat nasional di 8 daerah (tahun 2008).
Berdasarkan serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Tradisi tersebut, tampak bahwa animo masyarakat terhadap permainan gasing cukup tinggi. Hal ini terlihat dengan adanya keinginan dari komunitas gasing di Indonesia agar permainan tersebut diangkat sebagai olah raga prestasi yang dapat dipertandingkan secara nasional. Untuk itu, sebagai landasannya mereka telah menyusun pedoman pertandingan gasing yang telah disepakati bersama.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tahun 2009 Direktorat tradisi yang tugas pokoknya melakukan pelestarian (perlindungan, pengembangan dan pemnfaatan) di bidang kebudayaan merasa perlu menindaklanjuti keinginan komunitas gasing di indonesia dengan jalan menyelenggarakan kegiatan festival gasing nusantara. Diharapkan, kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kesuksesan penyelenggaraan Festival Gasing Nusantara tahun 2005 yang mendapat tanggapan begitu meriah dari media cetak nasional dan daerah serta peliputan yang sangat aktif dari media elektronik ( televisi ).
Comments
Post a Comment